Rabu, 30 Desember 2015

Faktor Pendorong Kemajuan Ilmu dalam Islam

    Semangat Keilmuan sebagai Ajaran Agama


Dalam surath 58;11 Allah Berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu adan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” Surat 6;50 menyatakan, “Apakah sama orang yang buta dan orang yang melek? Apakah kamu berpikir? Tentu saja tidak. Orang berilmu tentu tidak sama derajatnya dengan orang yang tidak berilmu.

Selain ayath-ayath Qur’an ada pula hadist-hadist Nabi yang jga sangat menekankan keilmuan, bahkan mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Ia bersabda “Menuntut Ilmu itu merupakan kewajiban yang dipikulkan kepada pundak setiap individu umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan.” Ini tentu saja merupakan suatu dorongan yang sangat kuat bagi siapa saja, tidak memandang gender, pangkat, jabatan atau situasi dan kondisi, selama ia Islam maka ia menangung kewajiban untuk dipenuhi dalam mencari ilmu, sekali lagi tanpa terkecuali sama sekali.

Selain dari itu, kewajiban Muslim maupun Muslimat dalam hal ini sepanjang jiwanya yang kekal masih bersama jasadnya yang sementara di muka bumi ini, alias sepanjang hayatnya, sehingga kewajiban menuntut ilmu jelasnya tidak terbatas oleh waktu, Nbi bersabda, “Tuntutlah Ilmu dari buaian hingga liang lahat.” Jadi Islam menginginkan pendidikan seumur hidup. Tidak pernah ada kata selesai atau terlambat untuk menuntut ilmu, tidak ada batasan-batasan tertentu dalam menuntut ilmu apalagi larangan-larangan yang tidak membolehkan seorang Muslim ataupun Muslimat dalam menuntut ilmu, terkecuali memang sudah tidak bernyawa lagi jasad yang disingahi sementara di muka bumi ini.

Selain dalam hal waktu, ternyata menuntut ilmu juga tidak dibatasi dalam persoalan ruang. Nabi memerintahkan umatnya “Untuk menuntut Ilmu, sekalipun di Negri Cina”. Hadist ini sangat signifikan dilihat dari semangat pencarian ilmu, karena ia menunjukan visi Nabi yang luas dan berkemajuan mengenai ilmu, betapa tidak. Menuntut ilmu ke negri Cina pada masa itu, tidak mungkin menuntut ilmu agama Islam, karena saat itu kita hampir yakin Ilmu keislaman belum lagi berkembang, jadi dari sudut bidang tentulah yang dimaksud oleh Nabi adalah bidang-bidang keilmuan umum, dan juga cukup signifikan untuk menyebut Cina karena bisa jadi ia menyimbolkan batas Dunia. Jadi hadist tersebut menyiratkan untuk menuntut ilmu ke mana saja di dunia ini, menuntut ilmu tidak memandang hal berbau agama atau tidak, apalagi pada orangnya yang berbeda agama, ras, suku, bangsa ataupun budaya dan hal keanekaragaman yang tak bisa disebutkan satu per satu. Dengan kata lain kewajiban menuntut ilmu itu tidak terbatas oleh ruang maupun waktu.
Kalau kita bandingkan dengan sikap bangsa ini ataupun pemikiran yang telah terteanam, maka visi Nabi Muhammad ini ternyata jauh lebih berkemajuan. Ketika IAIN atau UIN mengirimkan dosen-dosennya  untuk menuntut ilmu ke benua Amerika ataupun Eropa,

 Banyak ulama yang mempertanyakan kebijakan DEPAG dalam mengirimkan dosen-dosen tersebut. Adapula yang mencurigai dan menuduhkan bahwa ini adalah agenda zionis untuk menghancurkan Islam dari dalam terutama pada negri yang umat Islamnya terbesar di dunia ini atau bisa disebut Indonesia. Padahal tentu menuntut ilmu di negri Cina tidak secara tekstual berarti harus ke Cina dalam belajar namun penafsiran yang lebih baik, menuntut ilmu tidak harus agama namun apa saja, tidak dibatasi oleh waktu alias kapan saja, tidak di batasi oleh ruang alias di mana saja. Sungguh luar biasa visi Nabi Muhammad dalam mencapai Islam yang berkemajuan.

Kewajiban menuntut ilmu tidak dibatasi ruang dan waktu itu sangat logis. Mengingat ilmu Allah itu begitu luas dan begitu dalam. Qur’an mengatakan. “Katakanlah, sekiranya samudra itu tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhanku, pastilah kering sebelum kalimat-kalimat itu habis, sekalipun kami bawakan tinta sebanyak itu lagi sebagai tambahan (18;18)


Selain sebagai kewajiban, diberi pangkat dan martabat yang tinggi dihadapan Allah, menuntut ilmu juga diberikan hadiah lain oleh Allah yang tak kalah menggiurkan melainkan menjadi tiket terbaik dalam menuntaskan peperangan kita di dunia yang fana ini, yaitu janji Allah untuk memasukan orang yang berilmu dalam SurgaNya. Nabi bersabda “Barangsiapa giat menuntut ilmu, maka dimudahkan oleh Allah jalan menuju surga.” Janji surga yang akan diberikan kepada penuntut ilmu telah mendorong banyak ilmuwan Muslim untuk terus mencari ilmu tanpa kenal lelah dan puas, karena memandang ilmu sebagai perjuangan dan ibadah pada Tuhannya.

Mari terus BerFastabiqul Khairat!!!