Minggu, 02 Juli 2017

Fenomena Akun Siluman berbaju Islami yang Memecah Belah & menimbulkan kerusakan

Antisipasi dini terhadap berita dusta, ujaran kebencian dan pengaruh-pengaruh buruk yang terdapat didalamnya

Sangat miris dan mengherankan, tak cukup dengan memperburuk nama Islam dengan kasus terorisme yang sangat kental dengan atribut keIslaman. Saat ini sangat banyak bermunculan akun sosial media siluman yang mengatasnamakan pejuang Islam, muslim cyber, ikhwan/ukhti Fillah, Islam Akhir Zaman dan sebagainya.

Nampaknya teori "Robin Hood" ingin digunakan oleh para admin siluman ini yaitu melakukan hal buruk demi kebaikan, bagi mereka seperti itu. Tak jarang isi dari sosial media siluman ini menghina rezim kepemerintahan suatu negara dengan hinaan yang sangat tidak beretika, fitnah yang keterlaluan dan berita dusta yang kelewatan, tak jarang juga mengangkat isu sara yang terlalu dilebih-lebihkan misalnya tentang "Ulama ini Syi'ah laknatullah" "Ustadz ini Liberal bejat" "Gubernur ini Kafir darahnya halal" dan lain sebagainya, bahkan menghina dan menjelek-jelekkan agama lain seperti misalnya "Biksu pembantai umat Muslim di Rohingya, orang Yahudi membantai orang Palestina, orang Kristen sengaja membantu umat islam dan toleran supaya membuat mereka masuk kristen dan sebagainya. " Kebanyakan tanpa bukti dan fakta, bahkan terkadang dipaksakan sebab orang-orang yang sudah fanatik pada akun siluman ini akan terima-terima saja dengan apa yang dihidangkan oleh admin siluman ini, Naudzubillahimindzalik.

Padahal jelas seperti apapun hal buruk tidak akan menjadi hal yang baik apalagi jika memang bukan kebenaran yang dijuangkan melainkan hanya pemuas kepentingan kelompok sendiri. Yang saat ini paling marak adalah penggunaan Tarikh (Sejarah Islam) dengan riwayat (Hadist) Nabi mengenai simbol Islam. Yaitu bendera Hitam dan Putih dengan tambahan kalimat Tauhid didalamnya yang ingin ditrendkan sebagai simbol Islam sepanjang masa (Sebenarya dalil itu benar namun kondisi saat ini simbol itu sudah disalahgunakan sehingga akan ada keributan dan kesalahpahaman jika simbol itu digunakan pihak yang tidak bertanggung jawab/teroris dan juga digunakan oleh pihak awam yang tidak tahu menahu, apalagi secara bersamaan), padahal simbol tersebut saat ini menjadi simbol ISIS dan hal ini terjadi di Indonesia memangsa para muslim muda agar dapat diarahkan sebagai pemegang simbol Islam pada masa Nabi dan tentu saja dengan demikian pihak aparat yang tengah memerangi ISIS akan dimusuhi sebab merampas dan menumpas ISIS yang menggunakan simbol Islam pada masa Nabi, sehingga yang dianggap salah adalah pihak keamanan negara dan bukan ISIS apapun yang dilakukan negara untuk menumpas terorisme jadi selalu serba salah dan membuat mereka POLRI atau TNI sebagai musuh Islam dan Kafir.

Yang lebih parahnya lagi akun-akun siluman ini selalu mengangkat dalil baik Al-Qur'an maupun Hadist yang berbicara tentang Jihad namun diarahkan pada Jihad yang bersifat Perang dan indikasi terkait sehingga mendoktrin pada generasi muslim bahkan dari anak-anak terutama remaja awam dan labil untuk terpikat dan terbujuk hal tersebut dan yang akhirnya melahirkan orientasi dan obsesi perjuangan yang arahnya ke arah perang dan indikasi terkait tersebut.

Hal ini yang akhirnya membuat banyak masyarakat yang tidak iba terhadap banyaknya aparat keamanan yang dibunuh teroris dan justru iba terhadap terorisnya bahkan malah berpikiran "Rasakan tuh Polisi" "Kasihan itu bukan teroris, itu cuma korban, polisinya pencitraan, buat konspirasi dll." Sungguh miris sekali hal ini terjadi.

Akun-akun siluman ini juga kadang menyebarkan video atau ritual suatu daerah yang merupakan budaya atau adat setempat namun isi beritanya diselewengkan seolah itu aliran sesat, kafir, syiah, kerusakan moral atau umat yang bejat tanpa memberitakan kejadian atau aktivitas yang sebenarnya dan berhasil menarik hati orang awam yang sama sekali tidak tahu dan akhirnya setuju oh ya benar ini sesat, ini bejat, ini tidak pantas dan harus ditumpas. Misal juga ada gambar atau video perang yang terjadi entah berantah di edit sedemikian rupa dengan ada lagu sedih yang berbau islami dan caption-caption provokatif yang direkayasa misalnya "Pembantaian penduduk Rohingya oleh biksu-biksu setempat" "Kebiadaban orang-orang Syiah terhadap Sunni" "penyerangan umat kristiani pada minoritas muslim" dan sebagainya sekali lagi bukan berita yang sebenarnya disampaikan dan begitu saja dipercayai oleh pihak yanh fanatik buta dan orang-orang awam yang beridentitas Islam.

Ini terjadi tidak hanya di Facebook, Twitter, IG, bahkan kadang sering disebarkan begitu saja oleh teman atau keluarga kita sendiri melalui personal chat atau secara langsung yang sebenarnya juga tidak tahu asli beritanya namun ikut tertipu sebab sumber pemberi berita menggunakan nama "Islam" atau atribut keislaman terkait, atau bahkan yang menyebarkan kita atau anda sendiri karena keadaan yang sama

Ini bukan wacana, ini sudah lama terjadi kita diarahkan untuk membenci tanpa pernah melakukan Tabayyun tidak ada muhasabbah dan yang kasarnya adalah Kurang Ilmu/awam sehingga jauh dari kegiatan yang seharusnya dilakukan umat Islam sebaik-baiknya dan mudah dibujuk tapi tidak memiliki filtrasi yang benar yang akhirnya enak bila diadu domba oleh pihak pendusta.

Mencegah ini tidak mudah Sebab kita sendiri lebih sering tidak sadar dan tidak merasa sekalipun jadi korbannya. Oleh karena itu ada himbauan sederhana agar setidaknya kita menjauh dari hal yang demikian ketimbang tidak merasa walau jadi korban apalagi ikut serta menjadi agen penyebar secara sukarela dan merasa sudah melakukan hal yang benar.

· Hindari berita yang bersifat ujaran kebencian, provokatif, terdapat unsur kekerasan, sekalipun itu akun media Islam apalagi bila bahasa yang digunakan buruk dan sekali lagi mengarahkan pada kekerasan. Islam mengajarkan berbicara baik atau diam, sangat menentang kekerasan dan tidak mengajak pada kebencian.

· Hanya mengikuti akun atau media yang fokus mengajak pada kebaikan, menginspirasi dan sejenisnya. Lingkungan yang baik akan mengarahkan pikiran sampai tindakan kita pada hal yang baik-baik pula.

· Lebih baik tidak menerima atau setuju begitu saja dengan adanya berita atau info yang berupa kekerasan, isu sara atau sesuatu yang bersifat mengarahkan kita untuk jadi pembenci. Semestinya kita lebih menerima hal-hal yang baik, membawa dan mengajak pada kebaikan, yang menjadi perenungan dan introspeksi, menginspirasi dan indah-indah. Sebab hal itu akan jauh lebih baik karena tidak ada buruknya menyebarkan Berita bahagia sekalipun kebenarannya belum tentu karena tidak akan ada yang dirugikan dari berita bahagia ketimbang berita buruk atau ajakan kebencian yang tidak ada baiknya apalagi itu tidak jelas kebenarannya.

· Melaporkan akun-akun yang menyebarkan kekerasan, adu domba, ajakan kebencian dan sejenisnya, dengan melaporkan akun siluman tersebut kita bukan hanya menyelamatkan diri kita sendiri tapi juga ikut serta memerangi mengurangi bahkan meniadakan akun-akun yang membawa pada kerusakan ini

Semoga kita tidak menjadi korban apalagi ikut serta terlibat sebagai pihak yang menyebarkan teror atas nama agama itu. Ingat "Bangkai yang dibungkus dengan kain emas serta wewangian tidak akan membuat bangkai itu menjadi mewah dan harum, ia tetap akan menjadi bangkai yang busuk."

Kalau kita belum bisa berbuat baik setidaknya jangan berbuat buruk. Cukup dekatkan dan mencoba berpikir baik, berkata baik dan berlaku baik.

Allah SWT berfirman dalam surath Al-Asr 1-3:

وَالْعَصْرِ

"Demi masa."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 1)

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ   ۙ  وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)

Sampaikanlah walau satu ayath, semoga bermanfaat, Fastabiqul Khairat!