Minggu, 02 Juli 2017

Fenomena Akun Siluman berbaju Islami yang Memecah Belah & menimbulkan kerusakan

Antisipasi dini terhadap berita dusta, ujaran kebencian dan pengaruh-pengaruh buruk yang terdapat didalamnya

Sangat miris dan mengherankan, tak cukup dengan memperburuk nama Islam dengan kasus terorisme yang sangat kental dengan atribut keIslaman. Saat ini sangat banyak bermunculan akun sosial media siluman yang mengatasnamakan pejuang Islam, muslim cyber, ikhwan/ukhti Fillah, Islam Akhir Zaman dan sebagainya.

Nampaknya teori "Robin Hood" ingin digunakan oleh para admin siluman ini yaitu melakukan hal buruk demi kebaikan, bagi mereka seperti itu. Tak jarang isi dari sosial media siluman ini menghina rezim kepemerintahan suatu negara dengan hinaan yang sangat tidak beretika, fitnah yang keterlaluan dan berita dusta yang kelewatan, tak jarang juga mengangkat isu sara yang terlalu dilebih-lebihkan misalnya tentang "Ulama ini Syi'ah laknatullah" "Ustadz ini Liberal bejat" "Gubernur ini Kafir darahnya halal" dan lain sebagainya, bahkan menghina dan menjelek-jelekkan agama lain seperti misalnya "Biksu pembantai umat Muslim di Rohingya, orang Yahudi membantai orang Palestina, orang Kristen sengaja membantu umat islam dan toleran supaya membuat mereka masuk kristen dan sebagainya. " Kebanyakan tanpa bukti dan fakta, bahkan terkadang dipaksakan sebab orang-orang yang sudah fanatik pada akun siluman ini akan terima-terima saja dengan apa yang dihidangkan oleh admin siluman ini, Naudzubillahimindzalik.

Padahal jelas seperti apapun hal buruk tidak akan menjadi hal yang baik apalagi jika memang bukan kebenaran yang dijuangkan melainkan hanya pemuas kepentingan kelompok sendiri. Yang saat ini paling marak adalah penggunaan Tarikh (Sejarah Islam) dengan riwayat (Hadist) Nabi mengenai simbol Islam. Yaitu bendera Hitam dan Putih dengan tambahan kalimat Tauhid didalamnya yang ingin ditrendkan sebagai simbol Islam sepanjang masa (Sebenarya dalil itu benar namun kondisi saat ini simbol itu sudah disalahgunakan sehingga akan ada keributan dan kesalahpahaman jika simbol itu digunakan pihak yang tidak bertanggung jawab/teroris dan juga digunakan oleh pihak awam yang tidak tahu menahu, apalagi secara bersamaan), padahal simbol tersebut saat ini menjadi simbol ISIS dan hal ini terjadi di Indonesia memangsa para muslim muda agar dapat diarahkan sebagai pemegang simbol Islam pada masa Nabi dan tentu saja dengan demikian pihak aparat yang tengah memerangi ISIS akan dimusuhi sebab merampas dan menumpas ISIS yang menggunakan simbol Islam pada masa Nabi, sehingga yang dianggap salah adalah pihak keamanan negara dan bukan ISIS apapun yang dilakukan negara untuk menumpas terorisme jadi selalu serba salah dan membuat mereka POLRI atau TNI sebagai musuh Islam dan Kafir.

Yang lebih parahnya lagi akun-akun siluman ini selalu mengangkat dalil baik Al-Qur'an maupun Hadist yang berbicara tentang Jihad namun diarahkan pada Jihad yang bersifat Perang dan indikasi terkait sehingga mendoktrin pada generasi muslim bahkan dari anak-anak terutama remaja awam dan labil untuk terpikat dan terbujuk hal tersebut dan yang akhirnya melahirkan orientasi dan obsesi perjuangan yang arahnya ke arah perang dan indikasi terkait tersebut.

Hal ini yang akhirnya membuat banyak masyarakat yang tidak iba terhadap banyaknya aparat keamanan yang dibunuh teroris dan justru iba terhadap terorisnya bahkan malah berpikiran "Rasakan tuh Polisi" "Kasihan itu bukan teroris, itu cuma korban, polisinya pencitraan, buat konspirasi dll." Sungguh miris sekali hal ini terjadi.

Akun-akun siluman ini juga kadang menyebarkan video atau ritual suatu daerah yang merupakan budaya atau adat setempat namun isi beritanya diselewengkan seolah itu aliran sesat, kafir, syiah, kerusakan moral atau umat yang bejat tanpa memberitakan kejadian atau aktivitas yang sebenarnya dan berhasil menarik hati orang awam yang sama sekali tidak tahu dan akhirnya setuju oh ya benar ini sesat, ini bejat, ini tidak pantas dan harus ditumpas. Misal juga ada gambar atau video perang yang terjadi entah berantah di edit sedemikian rupa dengan ada lagu sedih yang berbau islami dan caption-caption provokatif yang direkayasa misalnya "Pembantaian penduduk Rohingya oleh biksu-biksu setempat" "Kebiadaban orang-orang Syiah terhadap Sunni" "penyerangan umat kristiani pada minoritas muslim" dan sebagainya sekali lagi bukan berita yang sebenarnya disampaikan dan begitu saja dipercayai oleh pihak yanh fanatik buta dan orang-orang awam yang beridentitas Islam.

Ini terjadi tidak hanya di Facebook, Twitter, IG, bahkan kadang sering disebarkan begitu saja oleh teman atau keluarga kita sendiri melalui personal chat atau secara langsung yang sebenarnya juga tidak tahu asli beritanya namun ikut tertipu sebab sumber pemberi berita menggunakan nama "Islam" atau atribut keislaman terkait, atau bahkan yang menyebarkan kita atau anda sendiri karena keadaan yang sama

Ini bukan wacana, ini sudah lama terjadi kita diarahkan untuk membenci tanpa pernah melakukan Tabayyun tidak ada muhasabbah dan yang kasarnya adalah Kurang Ilmu/awam sehingga jauh dari kegiatan yang seharusnya dilakukan umat Islam sebaik-baiknya dan mudah dibujuk tapi tidak memiliki filtrasi yang benar yang akhirnya enak bila diadu domba oleh pihak pendusta.

Mencegah ini tidak mudah Sebab kita sendiri lebih sering tidak sadar dan tidak merasa sekalipun jadi korbannya. Oleh karena itu ada himbauan sederhana agar setidaknya kita menjauh dari hal yang demikian ketimbang tidak merasa walau jadi korban apalagi ikut serta menjadi agen penyebar secara sukarela dan merasa sudah melakukan hal yang benar.

· Hindari berita yang bersifat ujaran kebencian, provokatif, terdapat unsur kekerasan, sekalipun itu akun media Islam apalagi bila bahasa yang digunakan buruk dan sekali lagi mengarahkan pada kekerasan. Islam mengajarkan berbicara baik atau diam, sangat menentang kekerasan dan tidak mengajak pada kebencian.

· Hanya mengikuti akun atau media yang fokus mengajak pada kebaikan, menginspirasi dan sejenisnya. Lingkungan yang baik akan mengarahkan pikiran sampai tindakan kita pada hal yang baik-baik pula.

· Lebih baik tidak menerima atau setuju begitu saja dengan adanya berita atau info yang berupa kekerasan, isu sara atau sesuatu yang bersifat mengarahkan kita untuk jadi pembenci. Semestinya kita lebih menerima hal-hal yang baik, membawa dan mengajak pada kebaikan, yang menjadi perenungan dan introspeksi, menginspirasi dan indah-indah. Sebab hal itu akan jauh lebih baik karena tidak ada buruknya menyebarkan Berita bahagia sekalipun kebenarannya belum tentu karena tidak akan ada yang dirugikan dari berita bahagia ketimbang berita buruk atau ajakan kebencian yang tidak ada baiknya apalagi itu tidak jelas kebenarannya.

· Melaporkan akun-akun yang menyebarkan kekerasan, adu domba, ajakan kebencian dan sejenisnya, dengan melaporkan akun siluman tersebut kita bukan hanya menyelamatkan diri kita sendiri tapi juga ikut serta memerangi mengurangi bahkan meniadakan akun-akun yang membawa pada kerusakan ini

Semoga kita tidak menjadi korban apalagi ikut serta terlibat sebagai pihak yang menyebarkan teror atas nama agama itu. Ingat "Bangkai yang dibungkus dengan kain emas serta wewangian tidak akan membuat bangkai itu menjadi mewah dan harum, ia tetap akan menjadi bangkai yang busuk."

Kalau kita belum bisa berbuat baik setidaknya jangan berbuat buruk. Cukup dekatkan dan mencoba berpikir baik, berkata baik dan berlaku baik.

Allah SWT berfirman dalam surath Al-Asr 1-3:

وَالْعَصْرِ

"Demi masa."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 1)

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ   ۙ  وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)

Sampaikanlah walau satu ayath, semoga bermanfaat, Fastabiqul Khairat!

Jumat, 23 Juni 2017

Investasi Terbaik

  Segala Puji pada Allah atas berkah dan kasih sayangnya pada kita yang tak pernah putus, Sang Maha Kasih selalu memberikan cintaNya pada kita dalam segala bentuk yang tak terhingga.

   Serta shalawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad sebagai junjungan umat manusia sang terpercaya, mendamaikan dan mengarahkan kehidupan kita pada jalan yang benar.

Sekali lagi saya ucapkan doa Salam pada kita semua, "Semoga Keselamatan dan Rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kita semua."

Saudara-saudari yang senantiasa dalam kasih sayang Allah.

Banyak hal yang kita lakukan atau usahakan tanpa kita tahu bagaimana hasilnya, dan sebearnya bukan banyak namun semuanya karena kita tidak tahu masa depan akan bagaimana. Kita akhirnya melakukan sesuatu dan hasilnya ada yang berhasil, adapula yang gagal, adapula yang merasa sedih atau bahkan menyesal karena merasa dia gagal sebab kurang maksimal dalam melakukan usahanya, ada juga yang marah dan kecewa sebab dia merasa usahanya sudah sangat keras dan super maksimal namun upayanya malah tidak berhasil samasekali.

Pada dasarnya sikap yang kecewa atau marah itu akan menjerumuskan kepada pernyataan-pernyataan yang sangat buruk seperti "Kenapa sih kok hidup ini kejam?" "Kok Tuhan tidak adil sama saya?" "Kenapa kok orang seperti itu malah berhasil sedangkan saya malah nggak?" pernyataan itu menimbulkan penyakit hati dan menodai kesucian bathin sebab timbjl iri dan dengki, marah, sampai dendam, menjauhi Allah dengan sikap melampiaskan pada hal buruk hingga maksiat sehingga semakin sedikit berbuat baik dan paling buruknya adalah Bersu'udzhan alias berburuk sangka pada sang Pencipta.

Kekurangan dari tenggelam pada rasa kekecewaan itu membuat manusia lalai pada satu-satunya tempat bergantung, yang padaNya kita tidak akan pernah dikecewakan, yang bila dekat denganNya justru makin membuat kita bahagia, yaitu menyerahkan segalanya pada Allah swt. Lalu apakah berserah saja pada Allah itu benar, dan apakah saat berserah itu berarti kita menyerah atau tidak melakukan apa-apa? Berserah ini bukan berarti demikian.

Allah SWT berfirman:
اَللّٰهُ الصَّمَدُ
"Allah tempat meminta segala sesuatu."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 2)

Ketergantungan kita merupakan investasi, artinya tidak semena-mena menyerahkan tanpa ada feedback atau umpan balik, berserah di sini adalah sebuah keuntungan oleh karenanya bahasa investasi lebih tepat, kita berserah alias investasi pada Allah sesuai firman Allah pada surath Al-Ikhlas barusan, sebab memang tepat bahwa Allah tempat meminta segala sesuatu.
Anda bisa bayangkan mengapa investasi itu sangat menguntungkan bila memang diberikan pada tempat yang tepat, dan kenapa sangat berhati-hati berinvestasi karena takutnya penipuan, tidak ada jaminan dan justru merugi.

Oleh karenanya hamba Allah yang sadar dan beriman pastinya hanya akan berinvestasi pada yang tepat, yaitu Allah swt, Allah tidak akan ingkar pada janjinya sebab Allah maha benar lagi maha kuasa, orang-orang yang dekat dan menginvestasikan dirinya sekali lagi maksud investasi ini adalah berserah diri atau menggantungkan semuanya hanya pada Allah swt orang yang berserah diri akan selalu menjaga kesucian dirinya mulai dari fisik dan batinnya dan mereka pasti beruntung sesuai dengan
Allah SWT berfirman:
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا
"sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 9)

Sampai begitu mengapresiasi sikap hamba yang berserah diri dan mensucikan dirinya itu Allah sendiri yang mengungkapkan keberuntungan hamba itu dalam Al-Qur'an dan jelaslah bahwa investasi itu tepat, lagi menguntungkan bagi hamba tersebut. Dan jelaslah penegasan dari surat Asy-Syams itu cukup untuk memberi pengumuman bagi para penyerah diri atau investor pada Allah ini bahwa dirinya samasekali tidak merugi sebesar zat atompun.

Sebagai investor yang tepat karena memilih untuk menyerahkan segala sesuatunya ini pada Allah, selain mendapat jaminan, keamananan dan kesejahteraan maka hamba penginvestor ini adalah yang berhasil. Contoh jika saya mengikuti kompetisi atau lomba dan saya sudah berlatih maksimal dan juga berdoa secara maksimal dan ternyata saya kalah dalam lomba itu, maka kekalahan itu tidak menjadi hal yang mengecewakan dan justru tetap memuaskan diri dan bahagia, sebab saya sudah menginvestasikan pada Allah hasilnya, dan jika saya menang saya tetap bersyukur dan merasa ada hikmah yang dipetik datang dari Allah untuk kehidupan saya yang lebih baik kedepannya, begitupula saat saya kalah.

Maka hal yang sama yaitu rasa syukur dan hikmah yang dipetik datang dari Allah tetap saya ambil dan menjadi evaluasi kedepannya untuk tetap semangat, tidak menyerah dan memperbaiki diri lagi.
Sehingga tiada yang sia-sia dari investasi ini kecuali diri menjadi lebih baik dan semakin dekat pada Allah serta terus menerus berinvestasi segalanya hanya pada Allah.
pada 3 ayat terakhir Al-Fatihah ayat 5-7 yang senantiasa kita baca setiap hari Allah telah memberitahu pada kita doa dan petunjuk,

Allah SWT berfirman:
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 5)

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 6)

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ   ۙ  غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ
"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 7)

Setelah investasi kita pada Allah di dunia ini ternyata mendapat pula bonus investasi akhirat, yaitu diberikan jalan yang lurus dikehidupan dunia dan akhirat ketika kita berserah diri dan diberikan jalan yang digolongkan dalam orang-orang yang tidak lalai dan diberi kenikmatan maka sempurnalah hidup kita yang berinvestasi penuh pada Allah swt.

Teruntuk sang Maha kuasa yang telah menyandingkan diriku dan engkau menjadi kita di majelis indah nan berfaedah ini

Semoga hati dan hidup kita semakin erat terpaut pada Tuhan yang hakiki

Sungguh Manusia hanyalah tempat salah dan lupa diri

Kesempurnaan sejati hanyalah milik Ilahi

Sampai kita bertemu kembali

Wahai hamba-hamba yang senantiasa dalam kasih sayang sang Rabbi

Billahi Fi Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat

Sabtu, 17 Juni 2017

Tips-Tips I'tikaf yang Mudah dan Simpel

I'tikaf vroh

Sudah sering terawih? Puasa juga? Ibadah lainnya seperti shalat duha dan sunat-sunat lain juga udah?

Tinggal pingin liburan atau pulkam? Atau bahkan sudah pulkam menanti lebaran bareng keluarga?

Coba liburan paling greget yang Adanya cuma sebelum lebaran idul fitri, *I'tikaf* gan sis.
Oke gue nggak akan membawa dalil agama atau hadis supaya niatnya nggak melulu berharap imbalan atau lailatul qadr.

Gue sekedar ngarahin loe biar tambah kerjaan baru yang seru dan bisa nambah greget puasa loe menjelang akhir. Siapa tahu tahun depan loe udah mati dan rugi donk kalau puasa tahun ini cuma gitu-gitu aja, makanya coba I'tikaf!

Ada yang dateng di 10 hari terakhir ramadhan atau seminggu terakhir adapula yang malam-malam ganjil di antara 7-10 hari terakhir Ramadhan.

Bro kalau ibadah itu jangan ngincar fee kaya' loe kerja jadi karyawan miskin bro, minimal kalau belum bisa ikhlas coba-coba aja dulu. Iseng dan isi waktu luang yang bermanfaat pastinya.

Malam itu panjang, jangan kau persingkat hanya dengan tidur-Kiai Cepu.

Nah makanya coba iseng, coba pikirin aja keisengan yang disaksikan seluruh alam dan Tuhan langsung karena kamu nongkrong di masjid.

Nah selain coba iseng mungkin ada kekhawatiran lain kalian yang buat males I'tikaf, sudah bareng keluargalah, banyak kesibukan, kurang tidur atau takut bete' alias emang males aja

Jangan o'on bro, I'tikaf nggak semonoton itu jangan kaku kaya' kanebo. Dibawa asyik aja, kita i'tikaf itu bukan olahraga full berjam-jam cukup santai aja, fisik nggak capek kok yang diusahain maksimal batinnya.

Nih ya tips-tips simple dari gue buat iseng atau bahkan malah ketagihan kaya' orang nggak ngerokok akhirnya jadi perokok. Tapi ini yang halal bukan merugikan seperti rokok kok.

1. Cari Masjid Besar/bagus. Bukan berarti mushola kecil jelek ya, tapi masjid besar biasanya nyaman dan fasilitasnya terjamin itu bisa bikin loe pewe dan betah berlama-lama di sana.

2. Lakukan kegiatan yang variatif, jangan cuma ngaji terus nonstop, atau dizkr nonstop ntar ngantuk. Variasikan dengan shalawatan, berdoa, shalat sunat atau tahajud, curhat sama Allah, komunikasi seasyik mungkin loe pasti bisa, anak warnet aja main game dari malam sampai pagi aja kuat dan betah aja malah setiap hari lagi.

Dan kalau masih kurang, loe download dah kitab-kitab hadis atau buku islam di android loe-loe pada, itu banyaj yang gratis, tinggal download terus baca dah. Ingat divariasikan kegiatannya biar seru I'tikafnya!

3. Tidur/istirahat sejenak kalau ngantuk, bro siapa bilang waktu I'tikaf harus nonstop ibadah, istirahat juga perlu lagi, nah cara paling modern adalah dengan *Power Nap* tidur sekitar 15 menit lalu jangan lupa setel alarm selama waktu itu supaya nanti loe bangun, ambil air wudhu loe bakal fresh lagi dan bisa lanjut I'tikafnya.

4. Selipin hobi/Selingan misal nih loe suka baca novel atau komik atau hobi lain, ya lakuin aja di masjid tapi jangan terus lupa ibadahnya ini sekedar supaya kalian nggak bete' aja atau misalnya olahraga kecil biar nggaj pegel duduk terus, atur pernapasan biar rileks, main game sebentar, sebentar loh ya bukan terus-terusan. Kalau sudah feelnya mulai baik lagi bisa lanjut ke ibadahnya kan mantep

5. Bawa Bekal ya kan I'tikafnya pas malam jadi nggak apa donk makan yang penting tahu aturan dan jaga kebersihan, kalau perlu bawa tas dan kantung plastik untuk wadah supaya nggak berhamburan, bawa minum air putih atau kopi biar fokus dan melek ya walau ntar kalau waktu sahur di masjid besar biasanya ada yang ngasih tapikan bekal ini sebagai selingan selama kamu I'tikaf supaya lagi-lagi nggak bosen atau males pas ibadah.

6. Tidur dulu sebelum dateng ke Masjid nah ini kan orang i'tikaf variatif ada yang dari tarawih udah stay di masjid ada yang malam banget sekitar jam 10 ke atas. Nah bro en sis manfaatin waktu-waktu luang habis tarawih atau sebelum ke masjid buat lanjut I'tikaf buat tidur sebentar jangan lupa pasang alarm supaya nggaj keterusan tidurnya, ini supaya nanti pas kamu I'tikaf nggak gampang ngantuk.

Ya jangan banyak-banyaklah tipsnya namanya juga tipa simpel, satu yang mau gue pastiin ke loe, tanpa nyari dalil-dalil tentang keutamaan I'tikaf sekalipun kegiatan ini tidak merugikan dirimu sedikitpun. Dan lagi selama setahun loe sering tidur atau begadang nggak jelas waktu malam hari, apakah ada ruginya jika dalam beberapa malam kamu terjaga dengan kegiatan ibadah? Nggak ada sedikitpun melainkan minimal loe dapat pengalaman batin yang lebih baik, bisa introspeksi diri karena saya yakin dengan menghabiskan waktu malam di masjid bermesraan dengan Allah maka loe akan banyak merenungkan kesalahanmu dan memikirkan banyak rencana kebaikan di masa depan sebagai penebusan masa lalu yang tak mungkin kembali.

Makanya jangan sia-siakan nggak setahun penuh kok, sebulan aja cuma pas di hari-hari atau minggu akhirnya aja, masa' mau ditinggalkan begitu saja.

Ingatkan aku, dirimu, teman, sahabat, keluargamu untuk I'tikaf, istimewakan dulu pada Allah lalu setelah itu pada ciptaan Allah (maksudnya lebaran itu, kan pada heboh buat persiapan lebaran, Jaga gengsi, tradisi dan lain-lain)

Jangan dibiarkan Ramadhan pamit dan kita cuma gini-gini aja, saya optimis Ramadhan berikutnya masih bertemu tapi kalau tradisi kebaikan tidak dimulai dari sekarang sampai kapanpun Juga nggak akan bisa mulai.

Makanya ajak semuanya! Kita I'tikaf, masalah balasan kebaikan, lailatul  qadr dll itu terserah Allah, kita jalani aja dulu I'tikafnya!

Semoga bermanfaat, Fastabiqul Khairat!

Minggu, 11 Juni 2017

Manusia Adalah Tuhan

Manusia Sebagai mahluk Teomorfis ditinjau dari dalil-dalil agama dan pendapat ulama

Kalau dalam bahasan Barat biasa disebut Demi God (Setengah dewa) Tapi dalam pembahasan di Filsafat Islam "Manusia" di sebut sebagai Teomorfis (Mahluk yang diciptakan dalam bentuk Tuhan/Memiliki potensi Ke-Tuhanan/Atau sesuatu yang memiliki keterkaitan amat dekat dengan Tuhan)

Itu adalah manusia, dalilnyapun terdapat dalam kitab-kitab Samawi terutama Al-Qur'an & Hadits
Yang anda bisa dapatkan contohnya:

• Manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya/Sesempurna-sempurnanya (Terdapat dalam Surath At-Tin terutama ayath 4)

•Diciptakan sebagai Khalifah di muka bumi/Raja alam semesta/Wakil Allah (Terdapat dalam surath Al-Baqarah, terutama ayat 30) dan masih banyak lagi di Al-Qur'an.

•Diciptakan paling cerdas bahkan malaikat yang tak bernafsu, iri dan protes pada Allah sebab memilih manusia menjadi khalifah alam semesta hingga akhirnya tunduk pada Adam sebab memang terbukti Adam (manusia) jauh lebih baik dari mereka (ini masih bersangkutan pada yang terdapat dalam surat Al-Baqarah berkaitan manusia didaulat Tuhan sebagai Khalifah) Kronologisnya. Allah menyiapkannya untuk segala ilmu dan kebaikan, lalu Allah sempurnakan nikmat padanya sehingga mengajarinya nama segala sesuatu. Allah bermaksud memperlihatkan malaikat akan kesempurnaan makhluk ini sehingga Allah perlihatkan benda-benda dan berkata kepada mereka:

(QS Al Baqarah [2]: 31)
Allah SWT berfirman:
"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"

Maka malaikat-malaikat tersebut tidak mampu menyebut nama benda-benda itu. Padahal terkandung dalam ucapan para malaikat sebelumnya bahwa tidak diciptakannya Adam ‘alaihis sallam adalah lebih baik. Ini sesuai dengan yang nampak pada mereka saat itu.
Mereka berkata :

(QS Al-Baqarah [2]:32)
“Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

(QS Al-Baqarah [2]:33)
“Ya Adam, khabarkanlah kepada mereka nama benda-benda itu”.

Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan?”

Para malaikat kemudian menyaksikan kesempurnaan makhluk ini serta ilmunya yang tidak mereka sangka dan hormat pada Adam (manusia).

(QS Al-Baqarah [2]:34)
Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."

• Lalu keutamaan manusia lebih mulia dari seluruh alam semesta, terdapat di Hadits Qudsi yang mengatakan Kalau bukan karenamu manusia (Muhammad), maka tidak akan kuciptakan Alam ini

• Diciptakan dalam bentuk Tuhan “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam ‘alaihi salam berdasarkan bentuk-Nya. (Tuhan)” (Hr. Bukhari & Muslim)

• Para Sufi seluruhnya sepakat bahwa dibalik semua penciptaan, paling utama dan awal setelah Tuhan itu sendiri adalah Nur Muhammad atau bahasa saat ini adalah embrio Nabi Muhammad telah tercipta dahulu dari segalanya yang ini berarti manusia (Muhammad) adalah ciptaan/ mahluk paling sempurna kedua setelah Tuhan

Dalam hal ini banyak Failasuf Muslim sepakat manusia benarlah sebagai mahluk Teomorfis yang penciptaannya dan potensinya terdapat bagian Tuhan didalamnya.

• Dari segi fisik telah diungkapkan melalui dalil-dalil tadi manusia diciptakan dalam Bentuk sebaik-baiknya/sempurna diantara seluruh ciptaan lain dari Tuhan.

• Potensi, melalui pengembangan pemikiran Failasuf Muslim seperti Ibnu Sina hingga Mulla Shadra sepakat manusia sebagai mahluk yang Istimewa Ini melalui metode Burhani/Demonstrasi Sebagai berikut "Hewan adalah mahluk yang hanya memiliki nafsu namun tidak berakal, sedangkan malaikat hanya memiliki akal dan tidak memiliki nafsu. Yang lebih luar biasa adalah manusia, manusia memiliki nafsu dan juga akal"

Potensi inilah yang disebut mengapa manusia itu sempurna bahkan lebih baik daripada Malaikat sekalipun, sebab manusia ini perpaduan dari segala representasi semua ciptaan (Alam) Tuhan

Oleh karenanya Manusia juga disebut sebagai Mikrokosmos (Alam Kecil) Sebab walau hanya mahluk yang tidak sebesar bumi atau planet lain, namun potensi dan keistimewaan manusia itu mencakup seluruh alam semesta Sedangkan Alam semesta yang sebesar itu tidak mencakup manusia

sebab itu, alam semesta yang teramat besar ini justru tidak mampu mewakiki representasi manusia dan disebut juga sebagai Manusia kecil (alias tidak sempurna)

Alasan mengapa manusia adalah mahluk sempurna lainnya adalah, hanya Manusia yang mampu menjadi khalifah (dikembalikan ke kajian di surath Al-Baqarah itu) dan diakui semuanya karena Kecerdasannya (terdapat dari kronologis Malaikat diajarkan Adam dalam surat Al-Baqarah yang telah disampaikan diatas) dan sebab lainnya adalah manusia mampu berkehendak sendiri

Satu-satunya hal yang bisa berkehendak bebas (Free Will) di alam semesta ini hanyalah Allah, karena itu sifat mutlak dari sang Maha Kuasa namun ternyata manusia juga mampu berkehendak walau tidak Maha seperti Tuhan

Itu dibuktikan melalui Qada & Qadar Jika semua bagian ciptaan Tuhan selain manusia hanya menjalankan Sunnatullah/hukum alam yang berlaku, dan jelas tidak bisa merubah takdirnya. Manusia adalah mahluk istimewa yang sangat luar biasa, kenapa? Karena dengan kehendaknya manusia bisa melawan Sunatullah & takdir, contoh:

Sunnatullah yang bisa dilawan manusia. Manusia bukan burung,tidak mampu terbang namun bisa menciptakan pesawat dan akhirnya bisa terbang, danl ain-lain.

Takdir yang bisa diubah manusia.  Manusia ditakdirkan berjodoh, namun dia juga bisa menceraikan jodohnya, mencari jodoh lain bahkan berulang-ulang. Manusia yang miskin bisa kaya. Manusia yang selamat dari kecelakaan atau bencana maut, sembh dari penyakit bahkan bisa menyembuhkan, menciptakan sesuatu yang dulunya tidak ada dan lain-lain.

Oleh sebab itulah manusia disebut wakil Allah bukan perkara biasa bagi ulama Failasuf dan sufi. Karena memang Manusia ini jika Mikrokosmos hanyalah representasi alam. Tapi saat menjadi Insan Kamil manusia disebut Makrokosmos Karena merepresentasikan Tuhan secara langsung. Contohnya adalah Rasulullah saw

Wallahu a'lam

Maha Besar Allah atas segala kehendak-Nya

Red: Faisal Fath Junaidi

Nb: Yuk kita jadi wakil Tuhan yang amanah, LPJ kita langsung ke Tuhan.

#FASTABIQULKHAIRAT

Kamis, 06 April 2017

Senantiasa Bahagia dan Kaya

Saudara-saudari sekalian, Allah sebagai Tuhan kita tidak akan pernah sekecil atau setitikpun lengah terhadap hambaNya. kasih sayangnya akan selalu menyertai kita karena hanya Allah lah sang Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Maka bersyukurlah selalu, Islam telah datang kepada kita, Islam telah kita peluk baik itu sudah dari keturunan kita ataupun diberikan hidayah untuk memilih Islam sebagai agama dan keyakinan sepenuh hati.

Salah satu kedatangan agama ini ialah memberikan kabar gembira, oleh karenanya sosok junjungan kita yaitu Nabi Muhammad saw adalah sosok baik, yang kehadirannya membasuh panas atau luka, memberikan kesejukan terhadap siapa saja, dan yang terpenting mengarahkan pada kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki yaitu hanya kepada Allah swt.

Nabi Muhammad sendiri bersabda dari riwayat Ad-Dhailami yang artinya "Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur di dalam ketaatan pada Allah swt"

Benarlah sabda Nabi tersebut, karena hamba Allah yang senantiasa mendekatkan dirinya atau taat kepada Allah pastilah dalam segala situasi baik suka dan duka selalu mengutamakan Allah di atas apapun, sehingga di dalam keadaan yang sangat terpuruk pun hamba tersebut hanya akan menangis, berpeluh diri, berkeluh kesah ataupun curhat hanya pada Allah yang maha Terpercaya dan janjinya pasti, maka tiada rasa kecewa melainkan obat diri dari masalah tersebut, karena hamba itu yakin bahwa Allah yang menghendaki hidupnya, yang memberinya cobaan dan yang mengangkat cobaan itu.

Seperti firman Allah swt dalam penggalan surath Al-Baqarah ayat terakhir yaitu

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

yang artinya "Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambanya kecuali hamba itu menyanggupi."

Maka di saat dirinya terpuruk tetap dalam ketaatan, apalagi di saat bahagianya, hamba itu tahu bahwa kebahagiaan juga merupakan cobaan. jika tidak taat, hamba itu bisa salah dalam menyalurkan kebahagiaannya, mudah goyah, foya-foya atau hal-hal yang jauh daripada pedoman agama.

Mengingat ayat Allah tersebut maka hamba itu tahu dan bahagia tetap pada koridor yang Islami yaitu bersyukur dan merayakannya dengan perbuatan baik seperti kelebihan rejekinya digunakan untuk membantu yang kurang mampu, menghibur saudaranya yang sedih, memberi kepada yang meminta pertolongan dan lainnya.

Karena Nabi Muhammad bersabda "Kekayaan bukanlah melalui banyaknya harta, melainkan hati yang selalu merasa cukup" HR. Bukhari dan Muslim.

Kecukupan bahagia adalah bagaimana hati selalu puas dalam rasa syukur, karena niscaya sekalipun manusia diberikan satu gunung emas yang besar, tanpa hati yang penuh rasa syukur, manusia itu hanya akan menginginkan gunung emas kedua dan seterusnya, dan kekayaannya bukan mencukupkan melainkan semakin memperbudaknya dari nafsu haus dan lapar akan harta yang fana itu.

Manusia yang tidak taat akan selalu dalam tekanan kekhawatiran rezeki sehingga resah bila rezekinya seolah direbut orang lain, hilang atau bahkan tidak disediakan. Maka hal ini yang membuat penyakit hati bagi manusia tersebut, hamba Allah yang taat seperti Imam Syafi'i berkata "Aku yakin bahwa jatah rezekiku tidak akan diambil orang lain, maka hatikupun selalu tenang karenannya"

Ucapan Imam Syafi'i ini didasari keyakinan dan ketaatannya pada Allah dan nabi Muhammad, bahwa bahagia, rezeki, dan kehidupan yang selamat baik dunia dan akhirat itu semata hanya bisa didapatkan jika hati hanya diisi dengan keimanan pada Allah swt, Nabi Muhammad dan Islam itu sendiri.

Maka cukuplah Allah di hati hamba Allah yang taat itu, kesadaran itu jelas karena apapun yang mau di isi di hati baik seluruh jagat raya ini tidak akan pernah cukup, karena jagat raya ini hanyalah ciptaan Allah, artinya apa yang diciptakan tidaklah lebih luar biasa dibandingkan dengan sang pencipta itu sendiri.

Hanya dengan ketaatan pada Allah yang membuat hati kita tentram, Allah telah mengingatkan itu pada kita melalui firmannya dalam surath Ar-Ra'd ayat 28

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."

Kaya menjadi patokan bahagia manusia, namun bagi hamba Allah yang taat kaya itu bukan kekayaan harta. karena harta bukan kebahagiaan sejati, harta hanya benda semu yang ceoat atau lambat akan pergi dari hamba Allah, karena harta tidak kekal abadi, kembali Imam Syafi'i mengungkapkan tentang kaya dan bahagia sejati melalui ucapannya
"Bila engkau adalah pemilik hati yang ridha dan selalu merasa cukup dengan pembagian Allah (Qana'ah), maka engkau adalah orang kaya"

Karena hamba Allah sadae bahwa bahagia dan kaya yang sebenarnya adalah kekayaan yang abadi dan kebahagiaan yang kekal, di dunia ini atau bahkan di akhirat itu, tiada yang kekal abadi kecuali Allah swt. Maka bahagia dan kaya hanya bila kita menuju pada Tuhan, Allah swt.

Semoga dengan ini bisa menguatkan kita selalu dan penuh keyakinan sebagai hamba Allah yang taat, senantiasa bersama Allah, bahagia dan kaya karena Allah, Aamiin.

Billahi Fi sabilil Haq, Fastabiqul Khairat

Selasa, 28 Maret 2017

Teladan adalah Panutan tanpa perlu Pencitraan. Teladan dari sang Pangeran Para Dokter

Teladan tidak pernah "Pencitraan" dan layak dijadikan panutan.

Kita ambil contoh sosok yang di bahas oleh L. Garde dalam La Pensee religieuse d' Abicenne (Ibnu Sina)

dan juga banyak ringkasan riwayat Islam lain mengenai yang di kenal oleh dunia Barat sebagai "Pangeran Para Dokter" ini.

Pernah muridnya bertanya, kenapa dengan kecerdasan dan konsep yang luar biasa dari banyak karya dalam berbagai bidang yang digeluti oleh guru (Ibnu Sina) dan di kenal paling pandai pada zamannya itu tidak mencetuskan agama baru atau merintis karir menjadi Nabi.

Ibnu Sina hanya tersenyum, di keesokan pagi pada subuh yang sangat dingin Ibnu Sina bertemu dengan muridnya, dan melarang muridnya mengambil air wudhu karena khawatir akan sakit sebab suhu yang tidak bersahabat. Namun murid itu mengabaikan perintah gurunya dan tetap berwudhu dan melaksanakan solat berjamaah, Selesainya si murid kembali bertemu dengan Ibnu Sina dan berkata padanya

"Itulah mengapa aku tidak mengaku seorang nabi. Di sini aku, guru dan tuanmu, masih hidup dan merupakan ahli kedokteran terbesar saat ini, melarangmu untuk tidak membasahai tubuhmu dengan air dingin. Ternyata kamu tidak mengindahkannya dan justru mengikuti perintah seseorang yang hidup di Arab empat abad lalu, yang tidak pandai baca tulis, dan yang tidak pernah kamu temui. Itulah perbedaan antara seorang nabi dengan seorang cendekiawan dan filsuf".

Ulama sejati tidak mengagungkan atau diagungkan tanpa sebab. Dan selalu memiliki cara cerdas dalam menyikapi berbagai hal, baik dari yang paling baik maupun paling buruk datang padanya.

Sebab yang layak dijunjung dan paling layak diikuti bagi mereka yang sadar adalah tetap dan absolut hanya para Nabi atau Rasul Allah.

Minggu, 19 Maret 2017

Berkhidmat Atau Berkarir

Sebuah renungan singkat untuk kita para Kader yang mengaku Ber-Muhammadiyah.

Sejak pertama kali menggeluti buku Kemuhamadiyahan di Pondok Pesantren saat masih duduk di bangku SMP, saya akrab dengan pembahasan surath Al-Baqarah, Ali Imran dan Al-Ma'un yang biasa menjadi gerakan Teologi Muhammadiyah terutama dalam amal usahanya.

Muhammadiyah telah memberi doktrin bagi para simpatisan ataupun kader Muhammadiyah untuk mengutamakan bertindak walau itu kecil ketimbang berbicara terlalu banyak. Mengesampingkan upah, dan meninggalkan kepentingan atau keuntungan duniawi sebagaimana Islam dan Nabi Muhammad menyampaikan.

Oleh karenanya, banyak pula guru saya yang notabene aktivis Muhammadiyah, dan Aisyiyah selalu menyampaikan "Jangan kenakan baju Muhammadiyah demi kepentingan bukan Muhammadiyah"

Dan itu benar-benar dicontohkan oleh guru-guru saya, ketika mereka terlibat politik dan diusung oleh Partai atau maju sebagai Pejabat kota dan daerah, mereka tidak mengatakan "Ini saya dari Muhammadiyah" atau sejenisnya yang membawa-bawa nama Muhammadiyah.

Sebuah cerminan untuk saya pribadi bahwa ber-Muhammadiyah itu bukan untuk mengisi perut saya atau menambah kontak di Handphone saya apalagi menggemukan isi dompet saya.

Saya juga ingat kata seorang Ustadz yang mengisi pengajian bulanan Muhammadiyah di rumah saya "Kalau mau kerja atau cari duit di Muhammadiyah doank ya nggak perlu jadi atau ngaku-ngaku orang Muhammadiyah".

Ya itu juga tentunya menjadi sindiran yang sangat mengena pada diri saya, menjadi mahasiswa berpikir punya duit atau pekerjaan tetap, punya orang dalam atau "Link" supaya masa depan ada kepastian pastilah yang saya inginkan, maka dalam hati terdalam ada rasa ingin bisa memanfaatkan "Muhammadiyah" atau intansi dari Muhammadiyah seperti "IMM" untuk bisa jadi jembatan karir saya kelak.

Dan itu adalah hal wajar namun tidak pantas karena secara dasar saya ber-Muhammadiyah atau ber-IMM cuma untuk kebutuhan saya pribadi saja jika seperti itu. Apalagi menggunakan Almameter merah sebagai lambang mahasiswa Muhammadiyah ini juga demi politisasi, padahal IMM atau Muhammadiyah ini bukan partai atau sarana Politik.

"Kalau ingin kerja, ingin duit, ingin jabatan ya sana cari kerjaan, bikin usaha atau ikut Parpol minimal organisasi Politik dan semacamnya" Sindir saya untuk saya sendiri dan pembaca yang merasa.

Karena siapapun anda pasti tahu, pesan Ahmad Dahlan yang berkenaan kurang lebih tentang "Harumkan nama Muhammadiyah bukan harumkan nama anda menggunakan Muhammadiyah". Karena sejak awal ber-Muhammadiyah baik anda sebagai kader Hizbul Wathan, Tapak Suci, IPM, IMM ,NA, PM dan lainnya itu bukan tentang berkarir dan menghasilkan profit pribadi atau kelompok, tapi tentang mengabdi dan berkhidmat untuk umat.

Selebihnya kembali pada diri masing-masing, mau memanfaatkan Muhammadiyah atau bermanfaat untuk Muhammadiyah.

Mari kita mencinta tapi tidak buta, mari memiliki tapi tidak untuk sendiri-sendiri

Wallahu a'lam

Minggu, 22 Januari 2017

Sunath yang Berkembang II

Masih soal Sunath yang berevolusi.

Budaya memanah atau pebih tepatnya menembak. Adalah budaya yang wajar di Barat. Di Timur Tengah untuk kaum radikalis atau yang di landa perang hanya karena beda berapa kali harusnya sholat wajib dalam satu hari.

terkhusus di Amerika, negara federal yang merupakan negara bagian ini memiliki lebih dari 50 negara bagian, negara bagian ini anggap saja seperti DIY Yogyakarta di Indonesia.

yang berarti setiap negara bagian memilki kultur berbeda termasuk dalam peraruran daerahnya. Tapi soal budaya menembak, hampir semuanya sama.

Seperti Alfamart dan Indomaret yang banyaknya seperti jumlah becek yang ada di Jakarta, Toko senjata di Amerika seperti itu juga, di setiap toko senjata terdapat sekolah atau kursus menembak, yang tentu saja sama banyak seperti kios penjual obat kuat di pinggir jalan yang ada di Jabodetabek.

Menembak atau latihan menembak adalah hal murah di sana, setidaknya murah karena jumlah masyarakat yang sejahtera atau berduit cukup banyak dan dikhususkan untuk warga sipil. Bukan hanya untuk kalangan militer, ini lebih seperti Wajib Militer bagi semua orang sekalipun boyband atau girlband selama dia berkewarganegaraan Korsel.

Ya memiliki senjata di dalam rumah adalah hal biasa bagi warga Amerika atau warga imigran Amerika, seolah mereka telah bersiap bila Zombie mulai menginvasi Amerika.

Walau regulasinya ketat, seperti berkendara. saking resminya, kamu bisa memiliki lisensi resmi seperti Surat Izin Mengemudi.

Tipe senjata api kecil itu seperti SIM kendaraan roda dua, senjata api sedang itu SIM kendaraan roda empat dan senjata api kelas berat itu juga seperti SIM kendaraan berat atau mungkin lisensi mengendarai kapal atau pilot pesawat terbang.

Well, jumlah pemerkosaan dan kekerasaan jalanan di sana juga tidak jauh berbeda seperti di Palestina atau Suriah. Contoh kecilnya di bagian Chicago di mana sesama orang kulit hitam bisa saling membunuh hanya karena berbeda warna bendera saja. Like you see in GTA San Andreas, hanya saja itu tidak di dalam Video Game.

Tidak terlalu terlihat, wajar karena luas Amerika berpuluh-puluh kalilipat daripada Palestina, Israel atau Syuriah bila digabungkan ketiganya sekaligus. Mereka lebih fokus pada berita propaganda yang bisa kalian nikmati lewat TV Satellite, Film layar lebar mereka di Bioskop atau menontonnya secara Ilegal dengan WIFI curian juga.

Memanah dan menembak jauh berbeda, skill dan ketangkasan merakit senjata, beban senjata, fungsi senjata tembak jarak dekat, jauh, teknologi, efisiensi, ledakan ataupun daya rusaknya tidak ada di memanah.

Sebesar apapun panahmu, kamu bisa di bunuh seketika hanya dengan hand gun kecil berpeluru hanya beberapa milimeter saja, kalah cepat, kalah kuat dan kalah segalanya.

Dan untuk bisa menembak secara nyata, di Negara kita perlu ongkos 100-200 ribu Rupiah hanya untuk soft gun, dan akan lebih mahal untuk senjata sungguhan. Itu baru harga pulau Jawa, belum harga pulau lain yang bisa berkalilipat seperti di Kalimantan apalagi Papua.

Jangankan menembak, biaya memanahpun juga tidak murah kecuali kamu punya "Orang dalem". Well memang semuanya perlu modal.

satu tentara Amerika dengan senjata lengkap saja menghabiskan setidaknya 17.000 Dolar Amerika dalam invasi di Afghanistan satu dekade lalu yang pasti anda ketahui tragedi dan akhir yang kelam untuk Sadam Husein, wajar bila biaya berlatih senjata itu mahal. Karena senjata, perang atau kedamaian dunia itu "All about Economy."

So, jika kamu mampu maka memanahlah, tapi jika kamu kaya maka jangan hanya memanah, belajar juga senjata yang sesungguhnya, belajar bela diri dan menjadi pemberani. Ini bukan ajakan untuk menjadi teroris tapi sebagai Muslim, menjadi kuat dan kaya adalah hal yang harus di junjung. Karena fondasi agama akan lebih kuat dengan dipenuhi orang-orangnya yang kaya dan kuat dari segala aspeknya.

Ya hal itu sangat perlu, karena musuh kita bukan hanya berasal dari mereka kaum yang menolak keimanan pada Muhammad ataupun Tuhan yang mengutus beliau. Bahkan mereka yang menyebut dirinya Muslimpun juga bisa menjadi musuh bagi Muslim lainnya, kaya dari berbagai aspek sangat perlu. Untuk menangkal adu domba atau perlawanan intelektual dari musuh maupun perlawanan fisik dari mereka.

Kita boleh memanah, tapi jangan sampai beranggapan memanah itu cukup. Karena itu sunath Nabi, saya yakin jika Nabi Muhammad hidup di zaman sekarang. Bunyi Hadisnya bukan lagi "Memanah" tapi "Menembak".

Ya karena Hawk Eye hanya ada di film, Muhammad Al-Fatih atau di kenal juga Sultan Mehmed II saja membuktikannya. Kalau beliau tidak mungkin menaklukan Konstatinopel atau Romawi Timur jika tanpa meriam atau penemuan bubuk mesiunya, tentu saja benteng Konstatinopel akan tetap kokoh jika Al-Fatihh hanya menyerangnya dengan busur panah.

itulah sunath Nabi, kalau di amalkan jangankan satu orang, satu negara saja bisa jadi negara adidaya.

Kita juga bisa, di mulai dari diri sendiri!

Sabtu, 14 Januari 2017

Sunat yang Berkembang

Memanah, berkuda & berenang. Olahraga favorit dari Nabi Muhammad, merupakan olahraga yang melatih seluruh bagian tubuh dan juga melatih bagian dalam tubuh terutama mentalitas, nyali dan konsentrasi pelaku olahraga tersebut.

perkembangan zaman turut membantu olahraga ini berkembang dari hal teknologi, semenjak zaman Muhammad Al-Fattah menemukan bubuk mesiu sebagai senjata, memanah mulai pudar dalam seni berperang. digantikan dengan senapan dan meriam peledak.

Semenjak revolusi Prancis bergulir dan zaman industri masuk di Eropa, maka Kuda tak lebih hanya sebagai budaya, dan hewan tradisional karena segala bentuk transportasi dan manuver perang telah digantikan oleh motor, mobil, Tank dan lainnya.

Berenang yang merupakan pelatihan ketangkasan dalam menghadapi medan perang yang tidak dikuasai manusia pada umumnya yang hanya bisa leluasa di darat inipun juga telah berkembang pesat semenjak Amerika membebaskan diri dari Inggris yang biasa dikenal dengan nama "Civil War".

Manusia kini bisa menguasai laut dengan teknologi kapal, kapal selam, kendaraan amfibi, bahkan alat selam untuk manusia perorangan dan ditambahkan dengan kemampuan udara lewat pesawat terbang, helikopter, alat terjun payung dan sejenisnya.

Tiga olahraga yang digemari Nabi Muhammad ini benar-benar disadari dengan baik oleh orang-orang Barat betapa sangat penting dan jika dikembangkan maka akan menjadi sebuah peradaban maju dan juga senjata yang teramat kuat.

Penting menjalankan sunath Nabi, itu dibuktikan oleh orang Non Muslim atau Non Muhammadiyin sekalipun. Namun lebih penting lagi memadukan sunath Nabi itu dengan teknologi jika tidak ingin terus dibokongi oleh lawan.

yuk sunat!