Sinetron, bioskop, nongkrong, berbagai macam social media gaya berbusana, pergaulan
bebas sudah dikenal dilingkungan anak-anak hingga dewasa. Ya namun itu di
indonesia, memang bukan negara berbasis agama namun mayoritas islam. Anda bisa
memperhatikan sekeliling anda atau bahkan ternyata itu adalah anda sendiri yang
termasuk dari bagian gaya hidup anak muda indonesia saat ini. Dan tentu saja
agamanya islam.
Mari kita perhatikan mengapa saya mengatakan (Sinetron,
bioskop, nongkrong, berbagai macam social
media gaya berbusana, pergaulan) gaya hidup ini merupakan corak negatif
dari banyakanya gaya hidup di barat yang notabene kenyataanya juga memiliki
gaya hidup yang positif. Mengapa saya katakan demikian/ jepang adalah negara
yang maju memiliki kualitas pendidikan yang mumpuni dan salah satu negara
dengan minta baca yang tertinggi, mereka memiliki budaya seks sebagai seni atau
geisha. dalam hal ini negara jepang
sendiri adalah negara yang akrab dengan pornografi, seks ataupun budaya berbau
hubungan bebas antar lawan jenis atau sejenis adalah lumrah namun tak mengurangi
sedikitpun kualitas dan kemajuan negara mereka yang terutama adalah kualitas
pendidikannya itu.
Contoh lain lagi, social
media yang notabene berasal dari Amerika ataupun barat justru memiliki
keterbatasan dalam mengonsumsinya.
Contohnya saja facebook, kebanyakan
dari pemakai hanyalah orang dewasa ataupun di atas 18 tahun dan tak
menjadikannya sebagai media utama penyokong hidup seperti curhat, status atau
dalam ringkasnya mereka tak terlalu megutamakan facebook itu sendiri, berbeda dengan kenyataan yang berada di negri
ini yang biasanya justru sangat mengutamakan jejaring social bahkan sudah
seperti bagian daripada hidup mereka masing-masing.
Di sebagian besar negara eropa, mereka memiliki disiplin keras dalam menggunakan kendaraan, merokok, minum-minuman keras, bahkan jam malam. Hal ini yang sebenarnya jarang terekspos dalam media atau perfilman luar negri yang biasa kita saksikan mselalu mengandung unsur negatif dan semacamnya.
Dari beberapa contoh di atas sebenarnya sangat meamlukan
bagi kita sebagai salah satu pemuda ataupun remaja yang memiliki gaya hidup
hedonis tadi. Bahkan tak dapat dipungkiri kebanyakan permasalahan pemuda
terlalu berlebihan, kegalauan dan merasa bahwa penderitaan mereka adalah yang
terberat. Sehingga membentuk karakter egois dan hanya akan melakukan sesuatu
bila itu membuatnya senang alias tidak suka bekerja keras dalam melakukan
sesuatu apalagi yang berbau ketelitian dan usaha fisik.
Inilah yang kemudian menjadikan sebagian besar pemuda saat
ini sebenarnya mengerti dalam membedakan yang baik dan buruk namun karena malas
dalam praktek nyatanya sehingga mereka tak pernah mau bertindak dalam menyikapi
yang mana yang baik dan yang mana yang benar itu. Sehingga dalam kelanjutannya
walau beragama islam, kebanyakan dari wanita tak mengiraukan bahkan dari sisi
yang sangat kecil seperti menutup aurat secara benar, tak perlu ditanyakan,
kebanyakan yang kita temui di antara para wanita berjilbab tetap saja berbusana
ketat dan tak menjaga jarak mereka dengan yang bukan mahramnya, begitupun kaum adamnya, terkadang kurang bisa membedakan
kedudukan wanita dalam islam sehingga tak menjaga opan santun ataupun jarak
dalam bergaul dengan lawan jenisnya sendiri.
Sehingga setelah kehilangan karakterisitik daripada agamanya
itu mereka tak perduli walau yang mereka lakukan hanya sebuah aktivitas cinta
dunia dan kesenangan yang sementara saja, lupa ibadah, atau meremehkan
penhgajian, diskusi, kegiatan positif yang berbau agama, itu semua menjadi kuno
dan bagi mereka itu hanya akan membuatnya menjadi terbelakang. Dan ini adalah kenyataan yang ada dalam
lingkungan kita.
Jangan lupa jika anda membaca ini, hanya dengan menjaga
hubungan kita dengan Allah kita benar-benar mendapatkan kesenangan yang abadi,
dan lupakah salah satu nkmat terbesar anda? Yaitu nikmat anda terlahir sudah
dalam keluarga islam?
Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang engkau dustakan?
F.F. Jun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar